Salah satu aspek penting dalam pengembangan obat adalah polimorfisme dalam bahan aktif farmasi (API). Sebagai seseorang yang baru-baru ini memberikan kuliah tamu tentang topik ini, saya dapat membenarkan betapa pentingnya hal ini.
Polimorfisme adalah kemampuan suatu bahan obat untuk berada dalam bentuk kristalin yang berbeda, dan ini sangat penting dalam dunia farmasi. Bentuk-bentuk ini memiliki karakteristik fisika dan kimia yang berbeda, misalnya kelarutan, stabilitas, melting point dan lainnya. Selain itu, faktor seperti suhu dan tekanan dapat menyebabkan polimorfisme
Struktur kristal dari bahan aktif farmasi secara langsung dapat memengaruhi ketersediaan hayatinya. Bentuk polimorf yang berbeda dari bahan aktif farmasi dapat menghasilkan kelarutan dan laju disolusi yang bervariasi, yang pada akhirnya memengaruhi efektivitas obat. Dengan kata lain, efektivitas obat dapat berbeda tergantung pada bentuk polimorfnya. Di dalam tahap formulasi suatu obat, kekuatan dosis dan frekuensi penggunaan suatu obat juga ditentukan oleh ketersediaan hayatinya. Selain itu, afinitas suatu molekul obat dengan targetnya juga dapat dipengaruhi oleh polimorfisme
Dalam tahap karakterisasi solid-state bahan aktif farmasi, teknik analisis seperti difraksi sinar-X dan analisis termal sangat penting dalam mengidentifikasi dan mengkarakterisasi bentuk polimorf. Metode-metode ini sangat diperlukan dalam menjamin kualitas dan konsistensi produk farmasi. Suatu polimorf akan memiliki diffraktogram dan hasil analisis termal yang berbeda
Pengalaman sebagai Narasumber Kuliah Tamu tentang Polimorfisme
Dalam kuliah tamu baru-baru ini, saya diberi kesempatan untuk berbagi cerita dan pengalaman tentang pentingnya aspek polimorfisme dalam dunia farmasi, khususnya terkait dengan efektivitas obat. Dalam salah satu riset dan publikasi yang kami kerjakan beberapa tahun yang lalu, kami berkolaborasi untuk menguji suatu kokristal obat secara farmakologis dengan menggunakan hewan uji. Berbagi pengetahuan dan kolaborasi adalah kunci untuk kemajuan dalam topik-topik seperti ini.
Kuliah tamu yang dimaksud merupakan even yang diselenggarakan oleh Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta. Narasumber lain yang juga diundang adalah Prof. Ahmad Ainurofiq yang merupakan Guru Besar pada bidang Teknologi Farmasi pada Universitas Negeri Sebelas Maret. Beliau juga merupakan salah satu Editorial Board member pada Jurnal Sains Farmasi & Klinis yang kami kelola di Universitas Andalas